Tittle : Angel Without Wings
Author : Angela Nam
Main Cast : -Shin Sung Young -Leeteuk
-Nam Min Sung -Lee Donghae
Leght : Oneshoot
Genre : Fantasy, Romance, Comedy, NC+21 *bercanda*
Cast milik yang punya, Dongek milik saya *digorok Yesung*
FF ini hasil khayalan saya semata, jadi bila ada kesamaan
nama,tokoh,karakter,judul de-el-el itu hanya kebetulan saja. TIDAK
DIPERKENANKAN COPAS
FF ini juga pernah saya share di fp Super junior fanfiction
FF ini juga pernah saya share di fp Super junior fanfiction
SungYoung POV
“Eonni, ayo pakai ini !!”, ucap Seul Ah, adik perempuanku sambil menyodorkan ‘sesuatu’ ditanganya.
“Shireo, pakaian macam apa ini, huh? Menjijikkan”,tolakku mentah-mentah.
“Ayolah eonni..”
“Shireo, aku tidak mau. Bisakah kau pilih yang lainya?”
“Eonni, ini acara formal apa kau akan menghadirinya menggunakan
celana jeansmu yang bagian lututnya berlubang itu? Ayolah eonni..”
“S-H-I-R-E-O”, aku masih tetap pada pendirianku TIDAK MAU.
Apa-apaan ini? Sudah tau aku membenci pakaian seperti itu, masih saja
dipaksa. Lagian, kenapa tidak dia saja yang datang diacara membosankan
itu? Huh, menyebalkan.
“Kau masih tidak mau? Baiklah, akan kupastikan semua gitar-gitar
yang ada dikamarmu itu MUSNAH tak bersisa”, ancam Seul Ah sambil
menekankan pada kata musnah lalu meninggalkanku pergi. Oh tidak, gitarku
dalam bahaya. Mau tidak mau aku harus menerima perintah ayahku itu.
Hufft, kuatkanlah aku Tuhan.
“Kyaaa.. eonni, sakit”, teriak Seul Ah saat kutarik rambut panjangnya, bermaksud untuk menghentikan langkahnya.
“Baiklah, aku setuju. Tapi, jangan kau apa-apakan gitarku. Arasseo!”
Seul Ah tersenyum. Bukan, bukan tersenyum. Lebih tepatnya
menyeringai karena ancamnya berhasil menaklukan hatiku. Tanpa ragu lagi,
Seul Ah menyeretku kedalam sebuah ruangan di Salon yang baru saja
kudatangi ini atas perintahnya tadi.
“Eoddiga?”, tanyaku.
“Diamlah eonni, kau akan di permak”, jawabnya asal.
“Mwo? Dipermak?? Kau pikir aku celana jeans ya?”, cecarku.
“Aissh, sudahlah masuk saja”, ujarnya sambil memaksaku untuk memasuki ruangan tersebut.
“Jadi, apakah anda bersedia menjodohkan putri anda dengan putra
saya?”, tanya tuan Kim pada ayahku. Yah, disinilah aku. Terjebak dalam
sebuah makan malam ‘Perjodohan’ yang amat sangat Menyebalkan dan
Membosankan.
“Kalau saya bersedia saja, tapi kita lihat SungYoung mau atau
tidak”, ujar ayah Bijaksana. Bijaksana? Haha, tentu saja. Siapa lagi
Pemilik restoran Mie Pedas dan Belut Goreng terbesar di Seoul yang
paling bijaksana selain ayahku, Shin Dong Hee. :D kekeke~
“Ryeowookie, apa kau mau menerimanya?”, tanya tuan Kim pada
putranya. Oh, ternyata namanya Ryeowook toh. Memang selama hampir 1,5
jam kami makan malam, namja itu belum memperkenalkan dirinya. Dia sibuk
mengotak-atik smartphone nya dan tidak memperhatikan pembicaraan kami.
Angkuh sekali .
“Kita lihat saja nanti”, jawabnya dingin. Ih, sombong sekali namja
itu, kau anggap apa diriku disini sehingga kau menjawabnya tanpa
melirikku. Dasar anak kecil, kau pikir berapa usiamu tidak menghormati
orang yang lebih tua.
“Hehe.. mian tuan Shin, sepertinya uri Ryeowookie sedang ada masalah. Jadi, menjawabnya asal”, ujar tuan Kim sambil terkekeh.
“Gwaenchanha. Kalau begitu SungYoung-ah, bagaimana denganmu?”
“Aku tidak mau menikah dengan anak kecil, ayah. Lagipula aku masih
SMA tunggu sampai aku lulus kuliah baru menikah”, kulihat namja itu
langsung mendongak mendengar ucapanku. Heh, rasakan pembalasanku anak
kecil.
“Jweosonghamnida agasshi, tapi sepertinya kau salah paham”, tegurnya.
“maksudmu??”
“Usiaku sudah 22 tahun, dan aku sudah menjadi seorang mahsiswa.
Jadi, aku minta cabut kata-katamu tentang menyebutku anak kecil tadi”
JDERR.. Aku hanya bisa melongo mendengar penjelasanya. Bagaimana bisa namja berwajah anak kecil sepertinya berusia 22 tahun??
“Lalu??”, jawabku asal.
“Minta maaflah padaku!!”.
“Kau bercanda? Aku minta maaf padamu, mimpikan itu adik manis! Ayah, tuan Kim aku permisi”
Aku langsung keluar dari restoran mewah ini, menuju parkiran.
Tunggu, parkiran? Bukankah aku tidak membawa mobil, karena tadi aku
berangkat bersama ayah? Aissh, SungYoung pabo!! Langsung saja aku
mencegat taksi dan pulang kerumah. Aku tidak betah memakai gaun berenda
di bagian dadanya ini. Gatal !! >
***
“Ya, SungYoung-ah !”, teriak seseorang membahana di ruangan kelasku. Nam Min Sung, sahabatku sejak kami SMP dulu.
“wae??”, balasku datar.
“Kau kenapa? Wajahmu daritadi terlihat murung”, ternyata ia menyadari hal itu.
“Aniyo..”,elakku.
“Jangan-jangan masalah perjodohan semalam. Iya kan??”, tebaknya sotoyy.
“Darimana kau tau??”, Minsung-ah, kau ini cenayang atau apa sih?
Setiap aku mempunyai masalah kau selau mengetahuinya. Padahal aku tak
pernah menceritakanya padamu.
“Ikan asin..”, jawabnya dengan wajah inoccent nya.
Oh, ternyata si ikan asin itu yang memberitahunya. Pantas saja, dia kan penyebar gosip. –o-
“Oh iya, kemana dia? Tidak kelihatan sejak istirahat tadi?”, tanyaku.
“Dia bersama teman barunya, namanya Eunhyuk”
“Memang ada murid baru??”
“Ne, dia pindahan dari Ulsan Art high School”
Wah, berani beraninya ikan asin itu meninggalkanku dan Minsung.
Hebat kau ikan gembung, lihat saja nanti jika kau membutuhkanku akan
kujadikan Mie Pedas dan Donghae goreng.
“SungYoung-ah, Minsung-ah !!”, itu dia orangnya muncul. Bersama
seseorang yang tidak kukenali. Mungkin orang itu, murid baru yang
dikatakan Minsung barusan.
“Donghae-ah, kenapa kau baru datang??”, rajuk Minsung.
“Mianhae aku mengantarkan Eunhyuk ke ruangan kepsek. Oh iya, dia teman baru kita. Hyuk-ah, perkenalkan dirimu”, ucap Donghae.
Donghae, Lee Donghae. Dia juga sahabatku di SMA ini selain Minsung.
Bedanya, aku mengenal dan berteman dengan Minsung sejak SMP, jika
dengan Donghae baru 3 tahun yang lalu. Sejak masuk di SMU ini—Daegu High
School—.
“Annyeonghaseyo, Jonenun Lee Hyukjae imnida. Kau bisa memanggilku
Eunhyuk..”, Eunhyuk memperkenalkan dirinya sambil membungkuk sopan.
“Anyyeong Eunhyuk-ssi, aku Minsung, Nam Min Sung”, sahut Minsung.
“Annyeonghaseyo. Namaku Shin Sung Young. Bangapseumnida..”
“Ne, bangapseumnida”
“Minsung-ah, SungYoung-ah. Grup kita bertambah satu orang
bolehkan??”, tanya Donghae. Kami bertiga mempunyai sebuah grup Musik.
Yah, seperti band lah. Tapi, kadang kita berubah menjadi grup vokal,
menyanyi sambil menari.
“Geureom. Tentu saja boleh, tidak ada larangan”, jawab Minsung. Teman baru sepertinya menyenangkan. J
Author POV
“Leeteuk-ssi, kapan kau akan bertugas?”, tanya seorang wanita paruh baya kepada namja di sampingnya.
“Mungkin minggu depan. Tapi, aku belum tau siapa manusia yang akan kujaga”, ucap namja berlesung pipi tersebut.
“Kalau kau mau, bisakah kau jaga putriku? Sejak aku meninggal
dunia, dia menjadi berubah. Mulai dari penampilanya hingga gaya
hidupnya. Tolong kau kembalikan dia pada putriku yang dulu..”,lirih
wanita itu.
“Bisakah kau menceritakanya lebih?”, tanya Leeteuk penasaran. Wanita paruh baya itu mengangguk dan tersenyum.
“Namanya Shin Sung Young. Putriku yang paling tua. Dia menyukai
semua makanan pedas, warna pink dan jepitan rambut, persis sepertiku.
Tapi, semenjak 2 tahun yang lalu, tepatnya disaat akau meninggal dunia,
ia jadi berubah. Tidak ada lagi pedas, pink dan jepitan rambut, rambut
panjangnya yang indahpun kini dipangkas Kini yang ada hanya gitar dan
Novel. Dia berpikir jika ia memakan makanan pedas dan memakai jepitan
rambut berwarna pink, ia akan mengingatku. Jadi tolong Leeteuk-ssi,
bisakah kau kembalikan dia?”, mohon wanita itu.
“Tentu saja Nari ahjumma. Aku akan menolongmu..”
~~~
SungYoung baru saja berlatih dance di rumah Donghae bersama Minsung
dan Eunhyuk. Dia berpikir kalau Eunhyuk itu sangat lihai dalam hal itu,
jadi ia memintanya untuk melatihnya dance. Jalanan kota Seoul sore ini
cukup ramai.
“Lapar..”,gumam SungYoung. Ia melihat sebuah toko roti didekatnya.
Langsung saja, ia masuk kedalam toko tersebut. SungYoung memilih-milih
roti yang akan dibelinya, sampai pandanganya terhenti pada sebuah roti.
Roti kacang merah, kesukaan ibunya.
“eomma..”,lirihnya. Tanpa sadar, matanya mulai memanas.
“aissh, ada apa denganku..”,runtuk SungYoung pada dirinya sendiri.
Karena ia ingin segera pulang, ia cepat-cepat membayar rotinya, tanpa lupa menyambar roti kacang merah tersebut.
“Wah, ramai sekali. Bagaimana aku bias menyebrang??
Haisshh--”,dengusnya ketika hendak menyebrang. Bebera detik kemudian
lampu penyebrang jalan menunjukkan warna hijau. SungYoung langsung
berjalan menyusuri zebra cross dengan agak tergesa-gesa. Tanpa sadar,
dari arah berlawanan ada sebuah vann yang berlaju kencang menuju
kearahnya.
‘TIINNN..’ SungYoung menoleh kaget, ia gugup. Kejadian ini sama
seperti 2 tahun yang lalu. Kejadian saat dimana ibunya meninggal dunia
karena menyelamatkanya. Ia memejamkan matanya.
‘Tuhan, jika ini hukuman untukku karena telah membunuh eomma 2 tahun yang lalu. Aku rela mati seperti ini...’, Batin SungYoung.
“AWASS !!!”, teriak seseorang. SungYoung membuka matanya saat dirasa tanganya ditarik seseorang.
“Nona, kau baik-baik saja?”, tanya orang itu. SungYoung gemetar, ia
benar-benar teringat kejadian 2 tahun yang lalu. Air matanya luruh
dipipi mulusnya.
‘Shin Sung Young’,batin orang yang menolong SungYoung itu.
“Uljima agasshi. Tidak usah takut”, hibur orang itu. SungYoung mengerti, ia tidak mau menangis didepan umum, memalukan.
“gamsahamnida telah menolongku tuan”, ucap SungYoung tulus. Orang itu tersenyum bahagia, memperlihatkan lesung pipinya.
“Boleh kutau siapa namamu, nona?”, tanya orang itu.
“Shin Sung Young imnida”, jawab SungYoung tanpa keraguan
sedikitpun. Biasanya ia akan takut jika diajak berkenalan dengan orang
asing. Tapi, entah mengapa kali ini ia merasa harus mengatakan namanya
pada orang yang telah menolongnya tersebut.
“Leeteuk imnida”, jawab orang itu yang ternyata Leeteuk sambil tersenyum lagi. SungYoung juga tersenyum mendengarnya.
‘Dia manis sekali’, batin SungYoung.
“Bolehkah aku mengantarmu pulang nona??”
“eoh, tentu saja Leeteuk-ssi”
“Tidak usah terlalu formal. Panggil saja oppa”
“Baiklah, Leeteuk oppa”
Sejak pertemuanya 3 bulan yang lalu dengan Leeteuk, SungYoung jadi sering tersenyum. Entah mengapa, jatuh cinta mungkin.
“Hey, SungYoung-ah!! Kenapa kau senyum-senyum sendiri?”, teriak Donghae mengagetkan SungYoung.
“Hae-ah, kau tau kan. Namja yang sering ku ceritakan padamu itu?”, tanya SungYoung
“ne, wae??”
“Sepertinya aku mulai menyukainya”
Bagai dihantam puluhan batu dari langit, hati Donghae hancur
berkeping-keping. Sebenarnya, Donghae sangat menyukai SungYoung tapi, ia
terlalu gengsi menyatakanya karena ia selalu mengejek kalau SungYoung
kalah cantik dengan Girls Generation Jessica. Donghae memang sangat
mengidolakan salah satu Member Grup Vokal wanita itu.
“Wah, uri SungYoung Fallin’ in Love. Ciyee.. ciyee..!!”, ejek
Minsung tiba-tiba masuk kedalam kamar Donghae bersama Eunhyuk. Mereka
baru saja membeli minuman kaleng.
“Minsung-ah, bisakah kau menghilangkan kebiasaan berteriakmu??”, bentak SungYoung kesal
“Siapa namja yang telah memikat hati SungYoung yah??”, sahut Eunhyuk penasaran.
“Yang pasti jauh lebih tampan darimu Hyuk-ah”, ejek SungYoung.
“arra.. arra..”, Eunhyuk menyerah. Ia kalah telak jika membicarakan soal ‘Wajah’ oleh teman-temanya.
Hari ini, SungYoung akan pergi bersama Leeteuk kesuatu tempat.
Sebenarnya, dia yang mengajaknya duluan. Tidak seperti biasanya, entah
mengapa tiba-tiba SungYoung ingin sekali memakai dress yang sudah 2
tahun terakhir ini tidak pernah terjamah didalam lemari. Dress 10 centi
diatas lutut berwarna pink ditambah bando berwarna soft blue dan sepatu
flat senada dengan dress SungYoung merubah imagenya sebagai gadis tomboy
menjadi gadis feminine. Tak lupa make up natural di wajahnya,
benar-benar merubah penampilannya yang biasanya seperti seorang namja
hari ini menjadi seorang wanita seutuhnya.
“Wah, eonni ada apa denganmu?”, pekik Seul Ah kaget saat melihat penampilan SungYoung. SungYoung hanya tersenyum garing.
“Apa kau mau berkencan??”
“aniyo..”
“ayolah, mengaku saja. Kau akan berkencan dengan siapa?”, Seul Ah menuntut penjelasan.
Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi. SungYoung melihatnya di intercom. Ternyata Leeteuk, langsung saja ia keluar untuk menemuinya.
“Ah-ya, eonni pergi”, teriak SungYoung diambang pintu.
“Different..”, gumam Leeteuk.
“Nde..?”, sahut SungYoung tak mengerti.
“Kau berbeda Youngie..”,ucap Leeteuk manja.
“Youngie. Panggilan macam apa itu?”, Protes SungYoung. Leeteuk tertawa geli melihat tingkah gadis itu.
“Kajja..”, Leeteuk meraih tangan SungYoung dan memasukkanya ke dalam mobilnya.
“Danau Ilsan??”, tanya SungYoung.
“Ne, kita akan berpiknik disini. Oppa sudah bawakan makanan”
Mereka berdua mulai berpiknik layaknya sepasang kekasih, saling suap-menyuapi *?*
“Ahjumma, aku mencintainya apa yang harus kulakukan??”
“Jangan.. jangan Leeteuk-ssi, itu berbahaya”
“Kumohon, izinkan aku memilikinya 3 hari saja. Setelah itu, aku akan kembali ke tempatku..”
“Tapi, aku takut akan terjadi apa-apa..”
“Kumohon ahjumma, aku benar-benar sangat mencintainya..”
“Baiklah, jika kau memang benar-benar tulus. Tapi,tepatilah janjimu Leeteuk-ssi--”
“Bagaimana masakan oppa, enak??”
“eoh, neomu neomu neomu mashitta oppa. Kau mau makan?”
Leeteuk mengangguk, kemudian ia menyuapkan sepotong bibimbap kedalam mulut Leeteuk.
“Manhi mokkgo..”, ucap Leeteuk pada SungYoung.
Setelah makan, mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan
disekitar danau. Mereka berdua benar-benar tampak seperti sepasang
kekasih yang sedang berkencan.
“Youngie..”, lirih Leeteuk. SongYoung menoleh, menatap Leeteuk heran.
“Waeyo oppa??”, tanya SungYoung.
“Saranghae..”,Ucap Leeteuk mantap.
DEG
SungYoung kaget, wajahnya memerah. Ia tidak pernah menyangka Leeteuk akan seblak-blakan ini.
“Youngie, otte??”, ujar Leeteuk membuyarkan lamunanya.
“Nado..”
Hangat. Itulah yang dirasakan oleh SungYoung saat ini. Kehangatan
itu menjalar keseluruh tubuhnya, jantungnya berdetak cepat seakan ingin
meledak. Yah, Leeteuk memeluknya.
“Saranghaeyo Shin Sung Young, Jeongmal saranghae..”
“arra oppa..”
Leeteuk melepas pelukanya, senyum tak pernah luntur dari wajah
mereka berdua. Perlahan, Leeteuk mendekatkan wajahnya ke wajah
SungYoung, menghapus jarak antara mereka berdua.
Bibir Leeteuk menempel sempurna di permukaan bibir tipis SungYoung,
melumatnya dengan penuh cinta. Tangan Leeteuk meraih pinggan SungYoung
dan menariknya agar lebih mendekat, sedangkan tangan SungYoung melingkar
dileher Leeteuk.
‘Aku benar-benar mencintaimu Shin Sung Young’, batin Leeteuk.
Minsung POV
Sejak berita tentang SungYoung tengah mempunyai
seorang namjachingu telah populer, Donghae menjadi berubah. Dia jadi
sering melamun dan terkesan lebih dingin. Tidak ada yang menyadari hal
ini, kecuali aku seorang. Karena aku memang jauh lebih mengerti sifatnya
daripada oranglain.
Kau tau Hae-ah, kau membuat hatiku hancur saat melihatmu seperti
ini. Tanpa kau sadari, aku selalu memperhatikanmu, aku mencintaimu Lee
Donghae.
“Hae-ah, ada apa denganmu??”, tegurku. Dia menoleh sekilas lalu menatap gitarnya lagi.
“Pergilah..”, ucapnya datar.
“Waeyo? Aku ingin menemanimu disini”, akupun duduk disebelahnya.
“Ku bilang pergi ya pergi. Aku ingin sendirian”
“Tidak mau..”
“PERGI..!!”
Untuk pertama kalinya bagiku aku dibentak oleh seorang Lee Donghae. Mataku panas, hatiku sakit.
“Ada apa denganmu Hae-ah? Kau berubah, kau tidak seperti dulu lagi”, bentakku.
Dia kaget melihatku menangis, karena ia memang jarang melihatku menangis.
“Mianhae. Tapi, aku benar-benar ingin sendirian Sung-ah”, nada
bicaranya melemah. Sekarang ia mulai menatapku dan mencoba meraih
tanganku, tapi aku menepisnya.
“Waeyo? Apa karena SungYoung kau seperti ini, huh??”, bentakku
lagi. Tangisku semakin keras, mengingat perasaanku yang tak terbalaskan.
Karena memang Donghae sangat mencintai SungYoung.
“Darimana kau bisa—“
“Aku tau Lee Donghae, aku tau semua tentangmu. Aku selalu
memperhatikanmu, tapi apa kau tak pernah peka. Kau selalu memikirkan
perasaanmu pada SungYoung. Kau.. arrgghh..!!!”, aku berteriak frustasi.
Baru kali ini aku menangis sampai seperti itu didepan Donghae.
“Sung-ah, kau—”
“Ye, aku menyukaimu. Kau tidak pernah merasakanya kan? Seluruh
perhatianku padamu, caraku berbicara denganmu, caraku menatapmu. Apa kau
setidak peka itu Lee Donghae?? Aku—mencintaimu..”
Tak kuhiraukan suara Donghae yang memanggilku. Aku berlari
meninggalkanya. Aku sudah tidak sanggup lagi membendung airmataku, aku
menangis sesenggukan di toilet sekolah.
“Sung-ah, kau kah itu??”, tegur seseorang. Kutolehkan kepalaku ke sumber suara. SungYoung, itu SungYoung.
“Sung-ah, ada apa denganmu. Kenapa kau menangis sampai seperti ini,
huh?? Siapa yang menyakitimu, katakan padaku”, cecarnya. Aku hanya bisa
menggeleng, aku tidak ingin ia tau tentang masalahku. Dan kuharap
Donghae juga tak memberitahu siapapun.
“Baiklah, jika kau tidak mau bercerita. Aku mengerti”, SungYoung
memelukku, aku menangis dipundaknya. Kulihat samar-samar Donghae berdiri
didepan pintu toilet wanita ini.
Sejak kejadian itu, aku jadi menjauh dari Donghae. Sudah 3 hari aku
menghindarinya. Sebenarnya ia selalu ingin berbicara denganku, tapi aku
tidak mau. Aku tidak ingin mengingat lagi kejadian itu.
Aku berjalan menuju kantin sendiri. Biasanya sih, aku bersama
Eunhyuk, Donghae dan SungYoung. Aku melewati lorong-lorong sekolah yang
lumayan sepi, mungkin karena para siswa benyak yang tertidur dikelas
jadi sepi. Tiba-tiba ada seseorang yang menarikku paksa. Aku dibawa ke
belakang sekolah, mulutku didekap. Jangan-jangan peculik. Oh tidak,
jangan culik aku kau akan bangkrut jika menculikku. Porsi makanku
melebihi porsi makan seorang kuli bangunan.
“Tolonghmpphft... lepphfthh.. kyaa.. hmppft..!!”
Orang itu melepaskan tanganya dimulutku. Posisinya ada dibelakangku saat ini.
“Sung-ah..”,Panggil orang itu.
DEG DEG
Ini suara Donghae, akupun menoleh. Ternyata benar, ternyata ikan gembung itu yang menculikku.
“Ada apa??”, tanyaku sinis. Aku mengalihkan pandanganku kearah lain, aku tak sanggup menatap wajahnya, membuatku ingin menangis.
“Tatap aku..”, perintahnya, nadanya terdengar tegas.
“Shireo”, tolakku mentah-mentah
“Sung-ah, tolong tatap aku..”, sekarang lebih halus. Mau tak mau aku menatapnya, dengan tatapan benciku.
“Ada apa denganmu? Sekarang kau yang berubah, kau menjadi lebih pendiam dan dingin”
“Apa urusanmu Lee Donghae-ssi??”
“Kenapa kau memanggilku seperti it—??”
“Mianhae Lee Donghae-ssi, anggap saja kita tidak saling kenal dan lupakan kejadian 3 hari yang lalu. Galkkae..”
Aku melenggang pergi meninggalkanya, air mataku tak sanggup lagi kutahan. Ia luluh.
“Sung-ah, ?#$%%^&?>?”, itulah teriakan yang terakhir
kudengar. Aku hanya mendengar ia menyebut namaku, sisanya aku tidak tau,
karena aku memasang Headset-ku terlebih dahulu.
Malam ini, ayah datang dari China. Sudah 3 bulan beliau berada di
China, mengurus perusahaan permen coklat milik Keluarga kami. Makan
malam diadakan sederhana saja.
“Sung-ah, kapan kau akan lulus??”, tanya Ayah membuka topik. Well,
ini adalah saat-saat terakhir bagiku di masa SMU yang indah ini.
Sebentar lagi akau akan lulus.
“Mungkin bulan depan”
“Teruskan kuliahmu di China, Sung-ah”, ujar Ayah. Aku kaget.
“Ayah, ini perintah atau promosi??”
“Perintah..”
“Jeongmal?? Kyaa.. gumawo ayahku sayang” Bersekolah ditempat
kelahiranku adalah impianku sejak dulu. Aku memang orang Korea, tapi aku
lahir di Beijing. Aku sempat bersekolah disana selama 6 tahun. Dan
sejak SMP hingga sekarang, aku bersekolah di Korea.
“Kau akan mengambil jurusan apa jika sudah berkuliah nanti??”, tanya eomma.
“Entahlah, jika aku yang akan meneruskan perusahaan ayah, aku akan mengambil jurusan bisnis”
Ayah dan ibuku tersenyum mendengar ucapanku yang bijaksana ini. *pede gilakk*
SungYoung POV
Drrtt...drrtt..drrtt... ‘Teuk oppa :* calling’
“Yeoboseyo..”
“Baby, aku ingin bertemu denganmu”
“Jigeum??”
“Ne..”
“Eoddiga??”
“Sungai Han..”
“Lagi?? Huh, kemarin kita sudah kesana oppa..”
“Ayolah..”
“Baiklah.. anything for you..”
“Hehe.. kutunggu disana okey, bye baby saranghaeyo~”
“kkk~ nado ..”
‘KLIKK’
Ada apa dengan orang itu, kemarin sudah berjalan-jalan di Sungai
Han dan sekarang minta ke sana lagi?? Huh, baiklah oppa, anything for
you :***
Kutancap mobilku ke arah Sungai Han. Hmmm.. udara malam ini terasa
dingin, langitnya juga mendung. Hh, akhirnya aku sampai di tempat
tujuan.
“oppa~..”, teriakku. Oh, ternyata dia duduk di bangku besi itu. Segera kuhampiri namjachingu-ku itu.
“Baby, wasseo??”, aku mengangguk.
“Wae oppa??”, tanyaku. Tiba-tiba air mukanya berubah, ada sesuatu yang disembunyikanya dariku rupanya.
“Baby, kau terlihat cantik dengan bando pitamu itu. Ayo kita berfoto. Tapi, diponselmu saja”
“Baiklah”
Aku dan Teuk oppa-pun berfoto dengan pose yang lucu-lucu, jika dihitung-hitung hari ini sudah ada 5 foto.
“Sekarang pukul berapa, baby??”, tanyanya.
“23.50. Waeyo??”
“Ah, anni..”
Ada apa sih, denganya? Kenapa hari ini dia aneh sekali. Ada sesuatu yang disembunyikanya dariku, aku tau itu.
“Baby, aku ingin menjelaskan sesuatu”, ucapnya tiba-tiba.
“Mwoga??”
Teuk oppa pun mulai bercerita. Cerita yang benar-benar membuatku
SHOCK dan terkejut. Dia adalah seorang malaikat, dia dimintai tolong
oleh eomma untuk turun kebumi. Ini konyol, tidak mungkin.
“Lalu??”, sahutku ragu.
“Aku akan kembali ke tempatku Baby.. sebentar lagi”
Sudah kuduga, hal ini akan terjadi. Ia akan meninggalkanku, tanpa sadar aku menangis. Aku menangis dalam diam.
“Kajima..”, lirihku.
“Tidak bisa, aku harus kembali. Waktuku.. sudah habis, dan.. kau sudah kembali seperti dulu lagi”
“Kau jahat oppa, kau bilang mencintaiku. Tapi kenapa kau meninggalkanku??”, teriakku.
“Mianhae, jika tuhan mengijinkan kita akan bertemu lagi. Dikehidupan selanjutnya”
Tiba-tiba ia berdiri dan memberiku sebuah cincin perak.
“Simpan ini..”, ucapnya.
Tiba-tiba ada sebuah awan kelabu turun dari atas langit.
“Baby, Saranghae..”, bisiknya sebelum disedot masuk oleh awan itu.
“Oppa, andawe. OPPA, KAJIMA... OPPA..”, teriakku. Terlambat, dia sudah menghilang.
“OPPA.. KAJIMA...!! hiks.. hiks..”
Tubuhku luluh ketanah, aku tidak kuat menopang tubuhku sendiri.
Tiba-tiba, ada sebuah kain berwarna putih terjatuh dari atas. Kuambil
kain itu, ada tulisannya.
‘SARANGHAE MY BABY’, aku tersenyum disela tangisanku. Ini pasti darinya, aku yakin itu.
“Nado.. oppa. Nado Saranghae !! hiks..hiks..”
Kugenggam erat-erat *balonku* cincin pemberian Teuk oppa, akan kusimpan meskipun kau tak ada oppa. I will always love you
Author POV
Hari ini adalah pengumuman kelulusan seluruh siswa kelas 12 Siswa
Daegu High School. Terlihat senyum kebahagiaan tergambar jelas diwajah
mereka. Tidak ada satupun siswa ataupun siswi yang tidak lulus. Semuanya
lulus 100 % *AMIN* Begitu pula dengan SungYoung dan Minsung, mereka
begitu bahagia.
“SungYoung-ah, aku akan meneruskan kuliahku di China”, terang Misung.
‘PLETAKK’ Jitakan SungYoung mengagetkan Minsung.
“auu.. appo !!”
“Siapa suruh kau meninggalkanku, huh??”
“Mian, hehe. Tapi aku berjanji akan kembali 4 tahun lagi. Otte??”,
janji Minsung pada SungYoung sambil mengeluarkan jurus andalanya, jari
tanganya yg membentuk huruf V.
“Baiklah, aku percaya kata-katamu” Minsung nyengir mendengar ucapan SungYoung.
“Sung-ah, kau akan berkuliah di China??”, tanya seseorang tiba-tiba muncul dari belakang Minsung.
“Hyuk-ah, kau mengagetkanku”, protes SungYoung.
“Ne, aku akan melanjutkan bisnis ayahku di China”, jelas Minsung.
“Wah, berarti kau akan meniggalkan kami”, Minsung mengangguk, tanpa
melunturkan senyuman diwajahnya.Donghae menatap Minsung getir. Dia tau
rasanya patah hati yang sesungguhnya sekarang. Yah, dia mencintai
Minsung, perasaanya pada SungYoung hanya sebatas rasa suka, tidak lebih.
Namja itu baru menyadarinya setelah Minsung menyatakan perasaanya waktu
itu. Dia terlalu takut untuk mengungkapkanya, ia takut Gadis yang ia
cintai telah membencinya.
“Hae-ah, ada apa dengan Minsung??”, teguran SungYoung yang heran
melihat Donghae memperhatikan gadis di sebelahnya membuat Eunhyuk dan
Minsung menoleh pada Donghae. Ia tersenyum kikuk.
“Anni..”, sangkalnya kemudian pergi.
“Ya, Hae-ah eoddiga?”, teriak Eunhyuk lalu pergi mengejar Donghae.
‘Hae-ah..’ batin Minsung.
Malam ini, Minsung tengah menyiapkan barang-barangnya untuk esok
hari dibawa ke China dibantu oleh SungYoung. Minsung besok akan
berangkat ke negeri kelahiranya tersebut.
“Sudah selesai”
“Kau akan pulang sekarang SungYoung-ah??”
“Anni, karena kau akan pergi jadi aku menginap disini”
“Baiklah, ayo kita tidur”
Mereka berdua pun naik keatas ranjang Minsung, SungYoung langsung
terlelap ketika ia merebahkan dirinya dikasur empuk milik Minsung.
Minsung, gadis itu tak bisa tidur padahal SungYoung telah tidur dari 30
menit yang lalu.
Drrtt.. drrtt.. Ponsel Minsung bergetar,
‘1 massage received’
Form: ikan asin~
‘Turunlah, aku didepan rumahmu. Cepat!’
“Ada apa denganya? Ini sudah hampir pukul 11 malam. Dasar bodoh!!”,
gerutu Minsung gak jelas. Ia pun turun, mengikuti instruksi Donghae.
Tanpa sepengetahuanya, SungYoung terbangun dan mengintip dari balik
tirai kamar Minsung dilantai 2.
“Dasar menyebalkan, sudah pacaran tidak berani mengaku!!”,sungut SungYoung berapi-api.
“Wae??”, tetap seperti dulu, nada bicaranya terdengar sinis.
“Saranghae Nam Min Sung.. Nan Jeongmal saranghaeyo!!”
Minsung kaget bukan main mendengar penuturan Donghae.
“Jangan bercanda..”, balas Minsung.
“Aku serius, sungie..”
“Mwo? Sungie??”
“Saranghae..~”
Hati Minsung bagaikan dipukul oleh bambu runcing, perih. Ia merasa dipermainkan oleh namja yang ia cintai.
“Sungie, kenapa kau menangis??”, Donghae terlihat panik melihat Minsung tiba-tiba menangis.
“Jangan permainkan aku Lee Donghae-ssi”
“Aku serius Sungie..“
“Benarkah? Lucu sekali..”
“Kau tak percaya? Baiklah—“
Donghae langsung melumat ganas bibir Minsung. Gadis itu kaget, ia meronta minta dilepaskan. Tapi, tak dihiraukan oleh Donghae.
Sementara itu, SungYoung yang melihat dari kamar Minsung dan
Eunhyuk yang mengintip dari balik kaca mobil hanya bisa menutup mulutnya
melihat kalau Donghae ternyata sangat ‘Ganas’.
“Donghae, kau benar-benar gila !”, gumam SungYoung.
“Tak sia-sia dia menonton video yadongku [?]”, gumam Eunhyuk bangga.
‘PLAKK’ Tangan kanan Minsung mendarat tepat di pipi kiri Donghae.
“Apa yang kau lakukan, huh??”
Sekarang Donghae memeluk Minsung, membuktikan bahwa namja itu
benar-benar sangat mencintai Minsung. Minsung terisak dipelukan Donghae.
“Percayalah, Sungie. Aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak
mempermainkanmu”, bisik Donghae lembut. Minsung bisa merasakan ketulusan
Donghae lewat Pelukan dan ucapanya.
“nado.. Hae-ah”, jawab Minsung akhirnya. Donghae tersenyum mendengarnya, ia benar-benar sangat bahagia malam ini.
-4 YEARS LATER-
SungYoung POV
Hari ini adalah hari pertamaku masuk kerja menjadi seorang Penulis
berita. Sebenarnya, aku ingin masuk besok saja. Aku lelah sekali, karena
kemarin aku membantu menyiapkan pesta pernikahan Minsung dan Donghae,
Minsung baru kembali dari China seminggu yang lalu dan langsung menikah.
Astaga !!
“Hyunmi-ya.. kajja”, ajakku. Dia Park Hyun Mi, teman sekampusku
dulu saat masih kuliah, dan katanya ia juga adik dari bosku itu. Oh iya,
Hyunmi ini juga kekasih dari Eunhyuk kkk~.
“Young, Fighting!!”, ucapnya memberi semangat padaku. Dia memanggilku Young?? Haha lucu sekali.
Akupun masuk ke ruang kerjaku dengan gugup dan sedikit kikuk.
“Annyeonghaseyo, apakah anda pegawai baru disini?”, tanya seorang
wanita. Sepertinya, dia sekertaris bossku. Kulirik Name Tag-nya diatas
meja. ‘Kim Ah Ra’
“Ne, AhRa-ssi, aku Pegawai baru disini. Shin Sung Young imnida”, aku membungkukkan tubuhku sopan.
“Masuklah, presdir sudah menunggu anda”
“Ah, ne gamsahamnida”
Aku memasuki ruangan bossku yang didominasi warna putih ini. Wah, serba putih jadi terlihat elegan.
“Annyeong, Joneun Shin Sung Young imnida. Pegawai baru disini..”,
aku memperkenalkan diriku pada bossku yang duduk membelakangiku. Kulirik
name tagnya diatas meja kerjanya ‘Park Jung Soo’
Oh, jadi nama oppa Hyunmi itu Jungsoo. Tapi, kenapa dia tak menoleh sama sekali ya?
“Silyehamnida, sajangnim”, tegurku. Diapun menoleh dan menatapku.
“Teuk oppa..”, pekikku setelah melhat wajahnya. Leeteuk oppa, kau
kembali menepati janjimu?? Dia tersenyum, menampilkan Lesung pipinya
yang sangat amat kurindukan, kucium cincin pemberian Teuk oppa yang
tersemat indah dijari manisku.
“youngie”, ujarnya. Youngie, hanya Leeteuk oppa yang memanggilku seperti itu.
THE END